Wednesday 1 May 2013

Cacing Tambang atau Necator americanus


Seperti yang dijelaskan dalam post tentang macam-macam cacing sebelumnya,definisi cacing tambang adalah binatang parasit cacing (nematoda) yang hidup dalam usus halus inang(induk)nya, yang dalam hal ini adalah manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KUBI) Cacing Tambang didefinisikan sebagai cacing parasit pengisap darah yang mempunyai pengait yang kuat pada rongga mulut atau pipi untuk menyerang usus. Cacing tambang tergolong dalam kelompok Nemathelmintes(cacing gilig).Spesies cacing tambang yang biasa menyerang manusia ada dua yakni Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Spesies pertama banyak ditemukan di daerah timur tengah dan afrika serta eropa sedangkan N. americanus di amerika,asia tenggara dan Indonesia. Mengapa sampai mendapatkan nama cacing tambang?? jawabannya karena sering dijumpai pada daerah pertambangan atau tempat-tempat becek lainnya. 

Bentuk dan ukuran cacing tambang

Cacing tambang dewasa memiliki bentuk seperti huruf S atau C yang di dalam mulutnya terdapat sepasang gigi. Ukuran cacing betina dewasa sekitar 1 cm sedangkan untuk jantan adalah 0,8 cm. cacing betina dewasa dapat menghasilkan 9.000 sampai 10.000 telur dalam sehari di usus halus manusia. Telur ini besarnya kira-kira 60x40 mikron(sangat kecil) berbentuk bujur dan terdapat dinding tipis. Setelah menetas menjadi Larva Rabditiform ukurannya 250mikron dan tumbuh menjadi Larva Filaform ukurannya 600mikron.Gambar disamping kanan adalah gigi cacing tambang setelah diperbesar dengan mikroskop :


Siklus hidup cacing tambang dimulai dari manusia yang terinfeksi cacing tambang
  1. Dari cacing dewasa betina yang berada di usus halus akan keluar telur yang akan terbawa keluar dari tubuh manusia bersama dengan tinja. 
  2. Setelah 1 sampai 1.5 hari dalam tanah, telur akan menetas di sekitar tinja tahap ini cacing menjadi larva yang disebut Larva Rabditiform.
  3. Dalam waktu tiga hari Larva Rabditiform akan tumbuh menjadi Larva Filaform. Larva Filaform dapat bertahan hidup selama 7 sampai 8 minggu di tanah. Larva ini sudah dilengkapi dengan kait tajam yang bisa menembus kulit.
  4. Setelah menembus kulit, larva ini akan mengikuti aliran darah menuju ke jantung dan ke alveolus paru-paru.
  5. Di dalam alveolus paru-paru, larva bergerak ke saluran bronchus yang akhirnya menuju ke trachea hingga sampai di faring.
  6. Setelah sampai di faring, larva akan bergerak ke kerongkongan dan selanjutnya ikut masuk ke dalam usus karena tertelan bersama makanan atau yang lain. Di dalam usus halus cacing akan menjadi cacing dewasa.
  7. Selain infeksi terjadi bila Larva Filaform masuk lewat kulit infeksi ini juga bisa terjadi apabila Larva Filaform langsung ikut tertelan bersama makanan. Dalam hal ini manusia tanpa sengaja memakan larva cacing ini karena setelah memegang tanah tidak mencuci tangan dan langsung makan.